JAKARTA (beritatruk) – Presiden Joko Widodo menargetkan penggunaan Biodiesel 40 atau B40 diimplementasikan mulai tahun 2020, kemudian disusul dengan B50 pada tahun berikutnya.
“Nantinya kita harapkan tahun depan masuk ke B40 dan 2021 masuk ke B50, targetnya kira-kira itu. Nggak usah terlalu ke B100, B40 dan B50 sudah cukup saya kira. Kalau step-step ini bisa kita raih, devisa akan semakin besar kita peroleh,” kata Presiden usai meresmikan implementasi B30 di Jakarta, Senin (23/12).
Dia berharap implementasi B30 yang dimulai pada Senin ini bisa menghemat devisa sekitar Rp63 triliun per tahun.
Menanggapi kesulitan transportasi logistik memasukkan CPO ke kilang untuk dijadikan B30, Jokowi mengakui adanya masalah tersebut. Namun, menurutnya, kilang Pertamina sudah mencukupi sehingga tidak harus membangun kilang baru dalam rangka penerapan B30, B40, dan B50.
“Sering saya sampaikan, memperbaiki current account deficit dengan memperbanyak substitusi impor. Bukan hanya ini, nanti kalau pabrik petrokimia-nya (TPPI) selesai, juga akan menghemat (devisa) banyak sekali karena impor petrokimia selama ini sangat tinggi,” ujarnya.
Presiden kembali mengingatkan, implementasi biodiesel akan menjadikan Indonesia lebih mandiri, tidak tergantung pada pasar ekspor ataupun negara-negara lain yang ingin membeli CPO (crude palm oil) produksi dalam negeri.
“Kamu nggak beli, nggak apa-apa, kita pakai sendiri (CPO). Daya tawar kita menjadi lebih kuat, ngapain kita bergantung pada negara lain, kalau dalam negeri bisa memakai. Apalagi ini energi bersih,” ujarnya.