JAKARTA – Peluang bisnis angkutan barang menggunakan truk (trucking) di dalam negeri dinilai masih sangat besar, didorong oleh pertumbuhan secara fisik dan jarak pendistribusian barang yang luas di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Trucking Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan alam melimpah dan pasar terbesar di Asean.
“Sekitar 40% penduduk Asean berada di Indonesia. Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di angka 5%, meski di tengah perekonomian global yang belum pulih dan penuh ketidakpastian,” katanya dalam Diskusi Media Forwami bertema Peluang dan Tantangan Digitalisasi Logistik di Indonesia di Jakarta, Selasa (5/3).
Dari sisi pertumbuhan secara fisik, menurut Tarigan, ada beberapa analisa yang mendasari besarnya potensi pasar jasa trucking di Indonesia.
Pertama, derasnya aliran modal yang mendorong kegiatan manufaktur di dalam negeri dan meningkatkan permintaan logistik.
Kedua, bisnis yang terkait dengan forwarding ekspor/impor dan pengiriman akan tetap kuat berkat kegiatan perdagangan eksternal yang berkelanjutan.
Ketiga, perusahaan yang sebelumnya melakukan kegiatan logistiknya sendiri (truk sendiri), sekarang mulai di-outcourcing ke perusahaan logistik (sewa truk), sehingga mendorong pertumbuhan logistik di Indonesia.
“Pertumbuhan pasar logistik tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga di luar Jabodetabek dengan perkembangan luar biasa besar,” ujarnya.
Ditambah lagi, menjamurnya minimarket yang mulai banyak membangun distribution center, menjadi peluang bagi pelaku usaha angkutan barang dengan truk.
Dia mengungkapkan, potensi pasar logistik, transportasi dan pergudangan mencapai Rp498,3 triliun dan potensi logistik tersembunyi sekitar Rp1901,3 triliun per tahun.
Tidak heran jika angkutan darat mendominasi sektor transportasi dan pergudangan sebesar 47%, dimana proporsi jasa angkutan barang yang paling banyak adalah menggunakan truk.
Dalam konteks digital, tutur Tarigan, berbagai masalah kompleks yang membelit bisnis logistik Indonesia yang antara lain dikarenakan masih minimnya digitalisasi menunjukkan ruang kesempatan yang sangat luas, termasuk trucking.
“Desain digitalisasi angkutan barang yang baik (diperlukan) dapat mendukung pertumbuhan e-commerce dan mendorong penyedia jasa trucking berkembang yang memberikan tingkat pelayanan dan efisiensi harga yang lebih baik,” ujarnya.
Dia mengatakan pertumbuhan bisnis e-commerce memberikan dampak positif bagi bisnis logistik di dalam negeri. Jumlah transaksi e-commerce yang terus meningkat juga membutuhkan dukungan dan angkutan barang (trucking) yang semakin besar pula.