JAKARTA (beritatruk) – Salah satu tren teknologi digital di sektor transportasi saat ini adalah munculnya beberapa platform digital yang mengusung konsep Direct Fright Matching (DFM).
Model ini melibatkan operator yang mencocokkan secara dinamis dengan pengiriman tertentu, dengan cara yang sama seperti Uber mencocokkan Anda dengan pengemudi secara real time saat Anda memesan tumpangan.
Seperti yang ditunjukkan oleh revolusi berbagi tumpangan, ini memiliki kemungkinan untuk membuat proses mendapatkan penawaran dan kemudian memesan kiriman secara signifikan lebih mudah dan lebih murah.
Jika DFM benar-benar dapat membawa operasi logistik saya lebih murah, lebih cepat, dan lebih mudah dalam pengiriman, lalu apa masalahnya? Nah, sebagai permulaan, industri angkutan dan taksi berbeda di sejumlah bidang utama.
Dalam ilmu ekonomi penawaran dan permintaan, ada konsep sederhana yang disebut elastisitas permintaan – seberapa sensitif permintaan untuk suatu barang berdasarkan perubahan variabel ekonomi lainnya, seperti harga. Misalnya, contoh klasik dari barang yang sangat elastis adalah layanan taksi – ada banyak pengganti, dan mereka bersaing hanya pada harga.
Bandingkan dengan contoh transportasi barang yang lebih tidak elastis – meskipun masih ada banyak pengganti, distributor memilih operator mereka berdasarkan kepercayaan, keandalan, dan hubungan sebelumnya serta harga.
Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa hingga 80% dari industri logistik Indonesia benar-benar bekerja dengan negosiasi, bukan dengan harga spot!
Manfaat DFM
Semua ini bukan untuk mengatakan bahwa DFM tidak akan berdampak pada industri logistik, atau tidak memiliki manfaat nyata sama sekali. Untuk ratusan distributor yang lebih kecil, sebagian besar bekerja dengan harga spot, kemampuan DFM untuk menemukan truk yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih murah akan berdampak besar.
Hal yang sama berlaku untuk operator truk yang lebih kecil, yang tidak memiliki ukuran atau skala kapasitas pengiriman untuk bersaing untuk kesepakatan yang dinegosiasikan seperti operator yang lebih besar. DFM dalam hal ini dapat menyamakan kedudukan, dan memberikan opsi yang jauh lebih menarik bagi operator kecil untuk melakukan bisnis dan tumbuh.
Kemungkinan menarik lainnya untuk DFM adalah kemampuan bahkan bagi operator truk terbesar untuk menghindari perjalanan truk yang sia-sia sama sekali – bayangkan jika Anda bisa menghasilkan uang dari pengangkutan belakang, dengan kutipan instan yang mulus!
Pada akhirnya, DFM, seperti banyak teknologi lain yang muncul di bidang logistik, memiliki kemampuan untuk meningkatkan dan merampingkan operasi. Uniknya, ini juga menyamakan lapangan bermain dalam beberapa cara untuk operator dan distributor yang lebih kecil.
Namun, DFM tidak boleh dilihat sebagai akhir, semuanya menjadi jawaban semua untuk rantai pasokan – terutama mengingat bagaimana sebagian besar bisnis masih berjalan dengan tarif dan hubungan yang dinegosiasikan.