JAKARTA (beritatruk) – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II/ IPC mengumumkan bahwa arus peti kemas sepanjang Januari hingga Juli 2020 melalui Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 3,48 juta twentyfoot equivalent units (TEUs) atau turun 9,54% dibandingkan periode sama tahun 2019 yang tercatat 3,85 juta TEUs.
Merosotnya arus peti kemas selama tujuh bulan pertama tahun 2020 itu disebabkan melesunya kegiatan perdagangan global imbas Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
Penurunan arus peti kemas tersebut juga otomatis memengaruhi kegiatan bisnis pengangkutan peti kemas oleh trucking di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Bahkan para pengusaha trucking mengaku pusing tujuh keliling lantaran sepinya order dan banyak armadanya yang hanya terparkir di garasi dan tidak beroperasi berbulan-bulan.
“Terus terang kami selaku pengusaha truk sekarang pusing, lantaran order merosot sementara sebagian besar armada harus diselesaikan pembayaran leasing-nya karena pembelian armada melalui kredit lembaga keuangan,” ujar Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Dharmawan Witanto, pada Sabtu (29/8/2020).
Hal senada dikemukakan Ketua Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda DKI Jakarta, Hally Hanafiah.
Menurut Hally, meskipun order bisnis trucking di pelabuhan Priok sudah ada tanda-tanda pergerakan membaik. “Namun pergerakannya masih relatif kecil,” ujar Hally, pada Sabtu (29/8/2020).
Hally mengakui bahwa kegiatan trucking dan jasa logistik serta kepelabuhanan juga tidak bisa mengelak terhadap imbas Pandemi Covid 19 lantaran kegiatan perdagangan ekspor impor mengalami penurunan.
“Di Pelabuhan Tanjung Priok saja, Trucking diperkirakan drop 30 persen sampai dengan 40 persen, sejak Pandemi Covid-19 hingga saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC, Arif Suhartono, melalui keterangan tertulisnya pada Jumat (28/8) menyebutkan, arus peti kemas sepanjang Januari hingga Juli 2020 melalui Pelabuhan Tanjung mengalami penurunan 9,54%.
“Penurunan trafik peti kemas di masa pandemi memang masih terasa, namun sebagai fasilitator perdagangan kami siap menjaga kelancaran arus ekspor impor nasional,” ucapnya.
Menurut Arif, aktivitas di pelabuhan sangat dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian Indonesia seperti kegiatan ekspor impor.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa kinerja ekspor Indonesia Juli 2020 mencapai USD13,73 miliar atau lebih rendah 9,90% dibandingkan Juli 2019. Sedangkan, kinerja impor Indonesia Juli 2020 mencapai USD10,47 miliar atau turun 32,55%dibandingkan Juli 2019.
Meksipun mengalami penurunan trafik peti kemas, namun pelayanan pelayaran langsung (direct call) ke sejumlah negara selama pandemi tetap berjalan.
“Hingga kini Pelabuhan Tanjung Priok tetap membuka pelayaran langsung dengan rute pelayaran internasional ke berbagai negara tujuan diantaranya Australia, China, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Asia Tenggara,” ungkapnya.
Beberapa pelayaran yang direct call dari Priok ke negara-negara di Asia, Australia, hingga Amerika, antara lain MSC, CMA CGM, dan sejumlah pelayaran lainnya.