JAKARTA (beritatruk) – Pengusaha truk logistik nasional mulai resah menyusul maraknya pemain logistik joint venture (asing dan lokal) yang nota bene juga sebagai produsen armada truk (ATPM) di dalam negeri.
Pasalnya, pemain angkutan logistik tersebut melakukan banting tarif layanan hingga ke titik terendah yang dampaknya akan mematikan banyak perusahaan trucking nasional.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, mengatakan, asosiasinya menerima banyak keluhan berkaitan dengan adanya perusahaan logistik yang juga sebagai produsen otomotif, namun menjalankan bisnis layanan logistik sebagaimana yang telah digeluti oleh perusahaan truk anggota Aptrindo.
“Kami meminta Instansi terkait maupun Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dapat mengawasi praktik bisnis semacam itu karena mencederai rasa keadilan dunia usaha. Jadi, kalau mau jualan armada (truk) ya pasarkan saja produknya, jangan lalu terjun juga ke bisnis angkutan truk melayani logistik, Apalagi dengan cara banting tarif yang merusak pasar,” ujar Gemilang, Senin (13/7/2020).
Dia mengatakan, Aptrindo telah mengantongi nama-nama produsen otomotif/truk yang juga melakukan kegiatan layanan logistik di Indonesia, dan segera melaporkannya kepada KPPU.
“Kalau para produsen otomotif itu tidak mau menghentikan kegiatannya di sektor angkutan logistik, para pengusaha truk yang tergabung di Aptrindo akan melakukan boikot dengan tidak akan membeli lagi truk dengan merek-merek itu. Intinya kalau mau jualan truk silahkan jualan armadanya saja, jangan lalu ikut turun ke bisnis angkutannya,” ucapnya.
Gemilang mengungkapkan, jajaran asosiasinya hingga ke daerah-daerah juga akan terus mendata para produsen truk (ATPM) yang secara terang-terangan menggarap bisnis logistik tersebut.
“Kalau terus dibiarkan, tidak fair sebab kami selaku pengusaha truk (konsumen) harus bersaing dengan produsen armada trucking. Makanya pemerintah harus bisa mengendalikan ini apalagi supply and demand angkutan logistik saat ini sudah tidak seimbang,” ujar Gemilang yang juga Pengurus KADIN Indonesia.