JAKARTA (beritatruk) – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengungkapkan, melemahnya industri manufaktur saat pandemi corona/Covid-19, sangat memengaruhi kinerja bisnis trucking.
Wakil Ketua Umum DPP Aptrindo Koordinator Jakarta, Dharmawan Witanto mengatakan, selama ini industri manufaktur merupakan konsumen utama perusahaan trucking.
“Karenanya industri manufaktur sangat memengaruhi kinerja trucking,” ujarnya, pada Jumat (5/6/2020).
Berdasarkan catatan Aptrindo, imbuhnya, selama masa pandemi rata-rata importasi bahan baku atau penolong mengalami penurunan sekitar 30% dan barang modal turun 35%. Sebagian besar industri terkena imbas selama pandemi tersebut dengan utilisasi kapasitas dikisaran 20% s/d 50%.
Sektor industri yang terkena dampak pandemi itu antara lain; garmen, otomotif dan komponennya, keramik, plastik, semen dan kaca.
Dharmawan mengatakan, dampak pandemi Covid-19 terhadap industri tersebut otomatis berimbas pada aktivitas trucking, dimana omzet perusahaan trucking rata-rata turun lebih dari 60%.
“Ada sekitar 26 ribuan truk (60%) yang menganggur digarasi saat pandemi tidak beroperasi selama lima bulan terakhir ini,” ujar Dirut PT Karya Abadi Sejati (PT KAS) itu.
Kondisi teraebut juga menyulitkan perusahaan truk untuk memenuhi pembayaran kredit armada atau leasing, bahkan sebanyak 38.983 Sopir juga terpaksa menganggur lantaran armada tidak jalan atau operasional.
Kendati begitu, kata Dharmawan, fokus perusahaan trucking saat ini tetap mempertahankan karyawan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).